Kamis, 21 Agustus 2014

Kalah 3x dan Malu 3x

Bersyukur akhirnya usai sudah sengketa pemilu presiden 2014, proses yang menurut saya pribadi adalah proses yang cukup menguras tenaga maupun emosi bagi pihak pemohon, termohon, terkait dan apalagi para hakim MK.
Tadi malam setelah MK memutuskan bahwa seluruh dalil dari pihak pemohon ditolak dan secara tidak langsung mengukuhkan Jokowi-JK sebagai presiden terpilih, saya kembali mengingat perjalan proses pemilu presiden selama ini, khususnya sejak tanggal 9 Juli sampai tanggal 21 Agustus kemarin. Saya melihat ada begitu banyak hal yang bisa kita dapatkan sebagai pembelajaran untuk proses demokrasi di Indonesia kedepan. Namun, satu pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya adalah bagaimana perasaan Prabowo ?
Jujur saya sebenarnya diawal sangat menghormati dan sedikit mengagumi Prabowo sebagai sosok negarawan yang baik. Akan tetapi setelah melihat bagaimana sikap Prabowo semenjak tanggal 9 Juli, sikap hormat dan sedikit kagum saya kepada beliau sedikit mulai berkurang karena melihat bagaimana beliau menyikapi hasil pemilu. Memang benar hasil pemilu harus jujur dan adil, namun juga diperlukan sikap sadar diri dan rendah hati dalam menyikapi hasil pemilu. Saya heran dengan beliau yang pada awalnya mengatakan akan menerima hasil pemilu apabila itu adalah kehendak rakyat, tetapi pada akhirnya beliau sangat sulit menerima kekalahan.
Saya rasa dengan sikap yang seperti itu sebenarnya Prabowo secara tidak langsung telah membuat dirinya menjadi bahan tertawaan oleh banyak orang. Beliau sangat menunjukkan bahwa dirinya sangat ingin jadi presiden, namun kenyataannya lebih banyak rakyat Indonesia yang tidak menginginkan beliau untuk menjadi presiden, dan hal itu mungkin tidak disadari oleh beliau.
Secara pribadi saya menilai kekalahan Prabowo dalam pemilu presiden 2014 adalah tiga 3 kali, yaitu pada saat hasil quick count, hasil real count KPU dan hasil keputusan MK. Sebenarnya jika dari awal yaitu pada saat hasil quick count diumumkan Prabowo sudah mengakui kekalahannya, maka kekalahan itu hanya ada 1 kali, namun sayang dia menolak hasil quick count (tidak menerima kekalahan) dan kemudian meminta menunggu hasil dari KPU. Akan tetapi sebelum hasil KPU dibacakan beliau kembali secara tidak langsung tidak menerima kekalahan dan memutuskan untuk menarik diri dari perhitungan KPU dan akan membawanya ke MK. Namun apa yang terjadi ? MK juga memutuskan bahwa beliau memang kalah dan ini adalah kekalahan ke 3 Prabowo. Bayangkanlah seperti apakah perasaan Prabowo setelah beliau kalah 3 kali dalam pemilu 2014 ini?  jawaban singkat dari saya adalah malu 3 kali.  ZAG

Selasa, 12 Agustus 2014

Love or Lust ?

Tulisan singkat ini saya buat bukan karena saya dalam keadaan galau berat atau mungkin sementara mengalami penyakit bipolar seperti seorang Marshanda, tapi saya menuliskannya karena saya cukup prihatin dengan kondisi kaum muda saat ini, dimana sebenarnya kita seringkali telah tertipu dengan nafsu yang bersembunyi dibalik "topeng" cinta atau nafsu berkedok cinta. Bagian ini bagi saya penting untuk kita sadari, khususnya untuk para kaum hawa yang saya kasihi, dimana merekalah yang seringkali menjadi korban percintaan.
Entah sudah berapa banyak lagu bertemakan cinta telah digubah dan entah berapa banyak puisi tentang cinta yang telah ditulis untuk menggambarkan kata cinta itu. Namun pertanyaannya adalah "Apakah cinta itu sebenarnya" ? Tentunya seorang rohaniawan akan berbeda dengan seorang tukang kayu ketika mereka mencoba untuk menjelaskan atau mendefinisikan tentang cinta, dan bahkan setiap orang akan berbeda dalam menjelaskan arti cinta yang sebenarnya. Saya merasakan bahwa cinta dan nafsu adalah dua hal yang berbeda, makanya saya rasa kita perlu membedakan cinta sejati dan cinta palsu (nafsu).
Kamus mendefinisikan bahwa cinta adalah rasa suka, rasa tertarik atau perasaan sangat sayang, sedangkan nafsu adalah dorongan kuat, keinginan atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang buruk. Munculnya cinta merupakan suatu proses. Proses cinta melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan yang diproses dalam pikiran dan perasaan mulai dari ketertarikan, rasa suka atau senang, dan ini disebut jatuh cinta (fall in love). Dari bagian proses cinta ini, sebenarnya cinta dan nafsu berangkat dari titik yang sama yaitu melibatkan panca indera (fisik) dan kemudian muncul rasa ketertarikan atau rasa suka, akan tetapi ketika masuk pada tahap jatuh cinta (fall in love) maka cinta dan nafsu akan menjadi berbeda arah. Perbedaan arah itu akan terlihat dengan sendirinya, dimana cinta palsu menginginkan hubungan/pacaran terikat, berduaan, bercumbuan, dan berorientasi pada seks, bersenang-senang yang telah melewati batas. Sedangkan cinta sejati menjalin pertemanan khusus (pacaran) tapi tidak terikat, komitmen menjaga/menghormati kekudusan, dan membangun hubungan yang saling memulihkan dan saling mendukung sesama.
Kita memerlukan sebuah ujian agar kita dapat membedakan antara cinta dan nafsu. Ujian itu ialah ujian kesabaran. Cinta dan nafsu akan teruji oleh waktu, sebab cinta sejati membutuhkan sebuah proses yang tidak singkat melainkan membutuhkan waktu yang cukup panjang dan itu membutuhkan kesabaran, sedangkan nafsu akan hilang atau pudar ketika nafsu itu telah dipuaskan dan telah terpenuhi keinginannya. 
Hari-hari ini saya sangat menyayangkan bahwa begitu banyak kaum muda yang telah tertipu oleh nafsu, dimana mereka memandang bahwa nafsu adalah juga cinta sejati. Sedih hati saya ketika melihat dan mendengar mereka mengatasnamakan cinta ketika itu sebenarnya adalah nafsu, mereka tidak menyadari bahwa nafsu akan berunjung pada malapetaka, karena nafsu itu akan membawa kita pada kekecewaan dan penderitaan.
Saya berpesan pada mereka yang telah, sedang atau akan jatuh cinta agar mencintai bukan dengan nafsu tetapi mencintai dengan cinta sejati yang berangkat dari hati yang tulus dan murni.  True love brings peace...


Rabu, 02 April 2014

Pelayanan PMK : Mengikuti Tradisi atau Melawan Zaman ?

Segala puji syukur kepada Allah, Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Tulisan ini saya buat bukan untuk pamer pengetahuan atau pemahaman saya tentang pelayanan mahasiswa, tapi saya menuliskannya karena kerinduan saya agar PMK kampus (khususnya PMK FKM Unhas tercinta.. hehehe) dapat mengalami sebuah perubahan yang lebih baik dan tidak mengalami stagnasi dalam pelayanan.
Perkembangan zaman saat ini bukan hanya membawa dampak positif namun juga dampak negatif. Tantangan dan kesulitan akibat dari perkembangan itu seringkali membuat orang tidak lagi bisa mempertahankan hidupya. Dan jika kita menyadarinya, maka hal ini bukan hanya dihadapi oleh orang-orang dunia tetapi juga anak-anak Tuhan. Bagi para mahasiswa Kristen, dunia bukan hanya tempat di mana mereka berada sekarang tapi dunia juga merupakan godaan dan ancaman bagi iman mereka. Dunia semakin mempercantik diri dengan menawarkan kenikmatan dan kepuasaan yang terlihat menyenangkan tapi ternyata pada akhirnya hanya semu. Miras, narkoba, free sex, dan segala bentuk hedonisme adalah bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi daya tarik bagi jiwa muda mahasiswa. Sementara kehidupan di luar yang penuh dengan tantangan dan godaan, kehidupan mahasiswa Kristen di kampus disadari atau tidak masih kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi semua itu. Persekutuan  Mahasiwa Kristen (PMK) di kampus hanya sebagai tempat untuk berkumpulnya sebagian orang yang butuh teman dan juga mungkin supaya terlihat lebih rohani (Jujur saya pribadi ketika menjadi panitia dan pengurus dalam PMK, saya berpikir seperti itu juga). Sepertinya PMK hadir supaya orang lain dapat melihat bahwa mahasiswa Kristen pun punya kegiatan yang tidak kalah dengan kegiatan kampus yang lain, kegiatan-kegiatan besar diadakan (Bina Kasih, Natal, Ret-Ret Paskah, dsb) menjadi orientasi program pelayanan mahasiswa Kristen di kampus tanpa tahu tujuan yang sebenarnya ingin dicapai. Pada akhirnya, mahasiswa Kristen di kampus tetap hidup sama dengan mahaiswa yang lain, tidak menjadi garam atau terang bagi kampus dan lingkungan di mana mereka berada. Bahkan kita tidak pernah memikirkan bagaimana mempersiapkan mahasiswa Kristen untuk menghadapi dunia ketika mereka keluar dari kampus.  Oleh karena itu, PMK seharusnya mampu membuat program pembinaan atau pelayanan yang sesuai dengan kondisi zaman saat ini, agar setiap mahasiswa Kristen mampu untuk melawan dan bertahan terhadap tantangan dan godaan dunia.
Sejauh yang saya perhatikan selama saya menjadi anggota PMK, sampai sekarang program pembinaan/pelayanan yang dikerjakan cenderung sama dengan program-program yang ada sebelumnya (tradisi). Artinya, dari tahun ke tahun setiap pengurus hanya mengikuti program yang sudah ada, tanpa melihat kebutuhan yang sebenarnya diperlukan oleh mahasiswa Kristen. Semua kegiatan dan program yang dibuat oleh PMK memang harus mengacu pada visi misi PMK. Meskipun program yang selama ini ada sudah sesuai dengan visi misi PMK, akan tetapi kita perlu melakukan pembaruan agar program yang dibuat dapat sesuai dengan kebutuhan setiap anggota. Ketika program tidak sesuai dengan kondisi atau kebutuhan, saya percaya yang terjadi bukanlah sebuah kemajuan tetapi sebuah stagnasi atau bahkan kemunduran. Hal lain yang hampir selalu terjadi dalam setiap program adalah pengurus cenderung melihat keberhasilan program dari kuantitas dan bukan kualitas.
Di akhir tulisan ini, saya mau menunjukkan hasil survei saya (bukan surveinya Cak' Lontong. hehehe) yang menunjukkan bahwa ada 4 tipe mahasiswa Kristen di dalam kampus , yaitu :
  1. Kelompok mahasiswa Kristen yang mau ikut atau aktif penuh di PMK.
  2. Kelompok mahasiswa Kristen yang lebih memilih aktif di gereja atau di organisasi lain.
  3. Kelompok mahasiswa Kristen yang anti / menjauh dari PMK akibat sebelumnya ada kekecewaan.
  4. Kelompok mahasiswa Kristen yang menganggap PMK tidak bermanfaat, atau berpikir bahwa PMK akan mengganggu kuliah. 
Setelah melihat 4 tipe di atas, maka pengurus perlu memikirkan dan membuat program yang efektif untuk dapat menjangkau setiap tipe-tipe mahasiswa di atas, khususnya untuk tipe ke 3 dan ke 4. Setiap pengurus PMK harus bisa peka terhadap kondisi setiap anggotanya, sehingga apa yang menjadi kebutuhan mereka dapat dipenuhi dari setiap program yang dibuat (Filipi 2:3b-4).   Soli deo Gloria  :)




Daftar Pustaka:
Konsistensi dalam Pelayanan, 2011, Perkantas Jatim.


Jumat, 20 September 2013

Merindukan Cinta Yang Murni
 “O…Tuhan aku merindukan CINTA yang murni!” (doaku)
 “ Siapkan HATI yang murni! “ (jawab Tuhanku) 
 Lho..koq gitu jawaban Tuhan? 
 Ya…iyalah, kalau hati kita masih suka dengan hal-hal yang duniawi (tidak murni) mana mungkin bisa tertarik dengan cinta yang murni (apa yang diucapkan di mulut dengan di hati…beda..). 
So…yuk, kita siapkan HATI yang MURNI supaya siap menerima CINTA yang MURNI. Pastikan hati kita bersih dari ke- tiga SAMPAH di bawah ini:

1. Sampah “MABUK KEPAYANG” 
Kamu mungkin pernah alami, saat pikiran terus menerus fokus pada seseorang yang telah menarik mata Anda (atau telinga Anda yang wanita) dan hati yang berdebar-debar gak keruan kapanpun orang itu lewat, trus menghabiskan waktu berjam-jam untuk berfantasi hidup bersama dengan orang istimewa tersebut. Itulah mabuk kepayang, mabuk yang tidak bisa disembuhkan dengan “antimo”. Jarang sekali orang dapat melihat bahaya dari mabuk kepayang ini. Tetapi satu hal yang perlu disadari adalah “mabuk kepayang bisa menjadi respon berdosa terhadap daya tarik”. Koq Gitu ? Ya, karena bukankah saat kita mulai membiarkan seseorang menggeser Allah dari fokus kasih sayang kita, itu berarti membuat apresiasi wajar kita terhadap keindahan seseorang atau pribadinya beralih kesuatu dunia mabuk kepayang yang membahayakan. Akibatnya kerinduan kita bukanlah Allah yang menjadi fokus utama tapi kepada pribadi tersebut, bukankah ini sama dengan penyembahan berhala? Selain mengalihkan perhatian kita dari Allah, mabuk kepayang dapat menyebabkan masalah bagi kita karena kebanyakan hal ini didasarkan pada ilusi. Ketika tergila-gila dengan seseorang, kita cenderung membayangkan orang tersebut sebagai orang yang sempurna. Kita berpikir kita akan bahagia selamanya jika orang ini mau menanggapi kasih sayang kita. Tentu saja, kita hanya dapat menopang kebodohan kita itu kalau kita telah menggantikan semua kurangnya informasi mengenai orang tersebut dengan khayalan. Segera setelah kita mengetahui identitas yang sesungguhnya dari orang tersebut, dan kita menemukan bahwa wanita atau pria ‘sempurna’ kita itu hanyalah manusia biasa sama seperti orang-orang lain, impian-impian kita lenyap dan kita berpindah pada orang lain lagi. Untuk membuang “sampah mabuk kepayang” ini, kita harus menolak pandangan bahwa sebuah hubungan manusia akan dapat memuaskan kita selengkapnya. Ketika kita menemukan hati kita mulai dirasuki mabuk kepayang, kita seharusnya berdoa, “Tuhan, tolonglah aku untuk menghargai orang ini tanpa meninggikan dia di atas Engkau di dalam hatiku.” 
 2. Sampah “HAWA NAFSU” 
Sampah kedua yang seringkali membuat hati kita kotor adalah hawa nafsu. Bernafsu adalah sangat mengharapkan sesuatu secara seksual di saat kondisi dan waktu yang dilarang oleh Allah. Contohnya, sebagai pria jomblo memandang seorang wanita dan membayangkan secara tidak sewajarnya, itu artinya ia sedang bernafsu. Ia sedang menempatkan hatinya pada sesuatu yang dilarang oleh Allah. Keinginan seksual dalam pernikahan adalah sesuatu yang alami dan ekspresi yang pantas dari seksualitas; bagaimanapun juga, dorongan seksual adalah pemberian Allah. Tetapi Allah juga memberikan kepada kita perintah khusus untuk melarang kita menceburkan diri dalam keinginan-keinginan tersebut sebelum menikah. Untuk memerangi sampah hawa nafsu di dalam diri kita, kita harus membencinya sebagaimana Allah membencinya. Kita juga perlu menghindari hal-hal yang mendorong keinginan-keinginan yang tidak baik. Bagi seorang gadis, menjaga hatinya, bisa juga berarti membuang semua novel-novel percintaan sekuler yang dimilikinya. Sebab sensualitas yang terus menerus digambarkan oleh buku-buku tersebut akan membuat hati menjadi tanah yang subur bagi benih-benih hawa nafsu. Bagi seorang pria, menjaga hatinya, bisa berarti menghentikan kebiasaannya menonton film-film sekuler yang lazim membubuhkan kemolekan tubuh wanita atau keintiman seksual sebagai bagian yang wajar dalam alur cerita film tersebut. Ketika kita mengevaluasi kehidupan kita secara jujur untuk mengenali adanya sampah bahwa nafsu di dalam diri kita sendiri dan dapat melihat betapa hal itu menyedihkan hati Allah; maka kita akan mau menghancurkan sampah hawa nafsu tersebut...sebelum mereka menghancurkan kita. 
3. Sampah “MENGASIHANI DIRI SENDIRI” 
Sampah terakhir yang berpotensi mengotori hati kita adalah mengasihani diri sendiri. Dalam beberapa hal, mengasihani diri sendiri adalah mengagungkan keadaan kita. Ketika kita tenggelam dalam mengasihani diri sendiri, kita memalingkan fokus kita dari Allah – dari kebaikanNYA, keadilanNYA, kemampuanNYA untuk menyelamatkan kita dari setiap keadaan. Dan ketika kita berpaling dari Allah, kita memutuskan diri kita sebagai satu-satunya sumber pengharapan. Kita dapat dengan mudah membiarkan sikap mengasihani diri sendiri ini merembes masuk ke dalam hati kita. Mengasihani diri sendiri adalah sebuah tanggapan berdosa terhadap perasaan kesepian. Kita tidak berdosa ketika kita merasa kesepian atau mengakui kerinduan akan hadirnya seseorang dalam hidup kita, tetapi kita berdosa saat kita menggunakan perasaan tersebut sebagai suatu alasan untuk berpaling dari Allah dan meninggikan kebutuhan-kebutuhan kita. Buanglah sampah mengasihani diri sendiri saat ketika kamu merasakan perasaan-perasaan lama untuk mengangkat rasa mengasihani diri sendiri, cepat-cepat arahkan perasaan tersebut untuk peduli dan mengasihani orang lain. Carilah seseorang yang bisa diajak berbagi dalam mengatasi kesepian kamu, dan temukan cara untuk menghibur orang itu. Jangan arahkan fokus kamu pada kebutuhan-kebutuhanmu, tetapi bantulah untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Belajarlah untuk menggunakan perasaan kesepian sebagai suatu kesempatan untuk menarik lebih dekat kepada Tuhan. Seorang gadis di pertengahan usia 20-an tahun pernah berkata bahwa ia melihat kesepian sebagai panggilan Allah kepada hatinya. “Ketika saya merasa kesepian, saya lalu berpikir, Allah sedang memanggil saya kembali kepada-NYA,” demikian katanya. Selama masa-masa itu ia belajar untk mencurahkan isi hatinya kepada Allah dan berbicara kepadaNYA. Sekarang ia tidak mau lagi menukar saat-saat intim dengan Allah bagi dunia.
( disadur dari buku “I Kissed Dating Goodbye’ Joshua Harris, hy)

Senin, 24 Desember 2012

Sejarah Rekam Medis

SEJARAH REKAM MEDIS Rekam medis sebagai catatan dan ingatan tentang praktek kedokteran telah dikenal orang sejak zaman palaelolitikum 25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan di gua batu Spayol. Di Zaman Babylon, pengobatan di Mesir, Yunani dan Roma menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua, batang kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya dengan berkembangnya Hieroglyph (tulisan mesir kuno) ditemukan catatan pengobatan pada dinding makam dan candi Mesir serta diatas papyrus (semacam gulungan kertas yang terbuat dari kulit). Salinan papyrus yang ditulis pada tahun 1600 SM yang ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke 19 di mesir masih tersimpan di New York Academy Of Medicine. Sedangkan di University Of Leipzig menyimpan papyrus ebers yang ditulis pada 1550 SM yang ditemukan diantara kaki mumi didekat Thebes pada tahun 1872. Hippocrates yang lahir pada tahun 450 SM dikenal sebagai “ Bapak Ilmu Kedokteran “ memerintahkan kepada murid-muridnya Thesalu, Dracon dan Dexippus untuk mencatat dan memelihara semua penemuannya tentang penyakit pasien-pasiennya secara rinci. Francis adams pada tahun 1849 menerjemahkan catatan yang ditulis oleh HippocrateS, salah satunya adalah riwayat dan perjalanan penyakit istri Philinus setelah melahirkan sampai meninggal. Di Roma, 600 tahun sesudah Hippocrates, seorang dokter bernama Galen mencatat riwayat dan perjalanan penyakit pasien yang ditulis dalam bahasa latin. Selanjutnya oleh Ibnu Sina (980-1037), mengembangkan ilmu kedokteran tersebut berdasarkan catatan- catatan jaman Hippocrates. Rumah sakit St Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit yang menyimpan rekam medis sejak dibuka pada tahun 1137. pada saat Raja Henry ke 8 (1509-1547) berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan tentang menjaga kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis. Pada jaman ini perkembangaan ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula pencatatan kedalam rekam medis yang digunakan untuk pengelolaan pasien dan perkembangan ilmu. Inilah rumah sakit pertama yang mempunyai perpustakaan kedokteran yang kini catatan medis tersebut dapat disamakan dengan rekam medis. Selanjutnya dengan mulai dikenalnya ilmu statistic pada abad 17-18 peranan data rekam medis menjadi sangat penting untuk meghitung angka kesakitan dan kematian di rumah sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah Sakit Penzylvania yang didirikan pada tahun 1752 menyimpan indeks pasien yang disimpan sampai sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh pustakawan Grace Whiiting Meyers (1859-1957) mulai membuat catalog catatan-catatan rekam medis pasien dan menggunakan Terminology Medis (istilah-istilah kedokteran). Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad 20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan informasi kesehatan indonesia).

Jumat, 23 November 2012

say no to batu sandungan

say no to batu sandungan

“Say No to Batu Sandungan”
Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,.. (2 Korintus 6:3-4)
Kehidupan pelayanan persekutuan mahasiswa Kristen di dalam lingkungan kampus tidaklah mudah, karena ada cukup banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan itu bisa berasal dari luar lingkungan pelayanan atau bahkan dari dalam lingkungan pelayanan itu sendiri, terlebih ketika kita menjadi kaum minoritas di dalam kampus. Teman-teman sadar atau tidak, apa yang kita lakukan dalam pelayanan dan bagaimana orang-orang di dalam pelayanan itu bertingkah laku, semuanya menjadi bahan pengamatan orang-orang di dalam lingkungan kampus. Kita harus menyadari bahwa setiap saat ada orang-orang yang meneropong kehidupan kita.
Dalam 2 Korintus 6:3-4 di atas, Rasul Paulus dalam pelayanannya memberikan nasihat kepada kita bagaimana seharusnya sikap dan tingkah laku orang-orang dalam pelayanan untuk kemuliaan Allah. Paulus menginginkan agar kita dapat memperhatikan dan menganggap bahwa adalah sangat penting untuk menjaga diri dalam melakukan pelayanan, supaya segala kasih karunia Allah yang diterima dan semua berkat-berkat dalam pelayanan kita yang telah Dia curahkan jangan sampai menjadi sia-sia.  Sungguh tidak ada gunanya pelayanan kita jika lewat diri kita orang bukannya mengenal Yesus Kristus, tapi malah melalui pelayanan kita orang menjadi antipati, takut atau bahkan alergi dengan pelayanan persekutuan mahasiswa Kristen. Dalam pelayanan yang kita kerjakan, sikap ekslusif, sikap merasa diri paling benar, kesombongan dan sebagainya bukanlah sikap baik yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan dalam pelayanan. Mungkin sikap-sikap itulah yang ada di dalam diri kita yang tanpa kita sadari menjadi batu-batu sandungan bagi orang lain.
Agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, kita harus percaya bahwa hal pertama yang perlu kita lakukan adalah membuang batu-batu sandungan yang ada di dalam diri kita dengan cara terus menjaga hati kita. Dalam  Amsal 4 : 23, dikatakan bahwa “ Seperti apa hati kita, seperti itu pula terpancar kehidupan kita ”. Dalam pelayanan untuk kemuliaan Allah kita harus berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan baik untuk orang-orang di dalam lingkungan pelayanan dan juga orang-orang di luar lingkungan pelayanan.
Salah satu visi pelayanan PMK kita adalah untuk menjadi terang, dan sesungguhnya itulah yang dikehendaki Kristus dalam kehidupan kita. “ Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disorga.”  (Matius 5:16). Menjadi terang atau tidak di dalam pelayanan akan terlihat dari bagaimana kita hidup. Apakah kita hidup sesuai dengan firman-Nya dalam pelayanan kita ?, atau malah menjadi batu sandungan bagi banyak orang ?...
Tidak ada gunanya kita melayani, beribadah dan rajin meneriakkan nama Tuhan, jika tidak didukung dengan perbuatan yang nyata dalam kehidupan kita. Setiap detik dari hidup kita bisa menjadi kesaksian manis, atau sebaliknya bisa juga menjadi batu sandungan bagi orang lain. Orang bisa mengenal Yesus atau malah menertawakan dan membenci Yesus beserta pengikut-Nya lewat sikap, tingkah laku dan perbuatan yang kita lakukan. Jadi adalah penting dan wajib bagi kita untuk menjaga sikap, tingkah laku dan perbuatan kita dalam kehidupan pelayanan.  SAY NO TO BATU SANDUNGAN….!!
Jesus touch all of us
Zefanya

kasih yang berkorban

Ada seorang ibu mempunyai tiga orang anak. Ketika hujan turun dengan derasnya, sang ibu sambil duduk menulis surat dengan serius. Datanglah anak pertama dan berkata kepadanya, "Bu, aku mengasihimu!" Mendengar kakaknya berkata demikian, adik kedua tidak mau ketinggalan. Ia datang mendekati ibunya, lalu berkata pula, "Ibu, di antara kami bertiga, akulah yang lebih mengasihi ibu!" Si bungsu yang memperhatikan dengan serius tindakan kedua kakaknya, segera meninggalkan mainannya, lalu datang kepada ibunya. Si bungsu tidak berkata apa-apa, tetapi ia langsung memeluk ibunya dengan penuh kasih. Setelah itu mereka kembali ke tempatnya masing-masing. Setelah selesai menulis, pada saat itu di luar rumah hujan sangat deras disertai guruh dan kilat yang sambar-menyambar, dan sang ibu memanggil anak-anaknya dan menyuruh mereka untuk mengeposkan surat tersebut. Sang ibu menekankan bahwa surat itu sangat penting dan harus segera dikirim. Anak yang pertama beralasan, "Bu, di luar hujan, aku tidak bisa pergi." Datanglah anak yang kedua dan beralasan, "Bu, aku lagi mengerjakan PR, harus selesai sore ini." Si bungsu diam-diam mengambil mantel dan berkata sambil tersenyum, "Bu, saya yang akan mengantarkan surat ke kantor pos." Sahut ibunya, "Sabar nak, di luar masih hujan." Si bungsu mengambil surat itu lalu pergi mengantarkannya ke kantor pos, meskipun hari masih hujan. Pesan Moral: Seringkali kita berkata kepada seseorang kalau kita mengasihi mereka. Tetapi itu hanyalah ucapan yang keluar dari mulut, dan bukan dari dasar hati yang terdalam. Dalam kenyataan, ucapan kita cenderung seperti anak yang pertama dan kedua di saat kita menyatakan kasih kepada orangtua dan sesama kita. Sebenarnya kita tidak perlu mengucapkan kata-kata manis untuk mengungkapkan bahwa kita mengasihi orangtua dan sesama, melainkan melalui sikap dan tindakan nyata yang benar-benar tulus. *